Annyeong Haseyo guys.. long time not see... sorry gua baru buka blog. because gua punya kesibukan sendiri, dari banyak tugas sekolah, tugas rumah, sehingga laptop gua di diemin aja dan saat lebaran gua juga gak buka karena gua pulang kampung dan gak bawa laptop kecuali
gadget. Sekarang gua akan nyeritain tentang kasih sayang nyokap gua ke gua yang gak pernah terbalas emas permata. Seperti apa ceritanya ? Yuk langsung aja gua ceritain.
16 tahun yang lalu, aku lahir di dunia ini. Aku lahir dengan pengorbanan ibuku yang hampir merengut nyawanya, namun tuhan masih memberi kesempatan hidup kepada ibu demi bisa bahagia denganku. Setiap hari ia mengurusku tanpa pamrih dan tanpa keluh kesah, dari memandikanku, menimang-nimang ku, serta ia meluangkan waktu istirahatnya dengan cara mengurusku dari pagi hingga ketemu pagi kembali. Semua ia lakukan tanpa rasa lelah dan kantuk sama sekali. Ia selalu mengurusku dengan hati yang penuh sabar disaat aku menangis tanpa alasan, dan juga ia selalu mendoakanku agar aku sehat dan tumbuh menjadi anak yang berbakti kepadanya.

2 tahun telah berlalu, sekarang aku bisa berjalan dan bisa berbicara sedikit demi sedikit. Ibu masih mencintaku dengan hatinya yang tulus menemaniku selalu dan meluangkan waktu bersama olehku. Saat itu, aku diajak ke pasar karena kakak sepupuku iri dengan sandal yang ku punya. Ku berjalan bersama ibuku ke pasar pada waktu itu. Saat itupun aku iri karena sandal untuk kakak sepupuku lebih bagus dibanding sandal yang ku pakai. Aku merengek minta dibelikan yang baru karena, namun ibu tidak membawa uang banyak. Aku langsung menangis ditempat karena ingin sandal yang lebih bagus dari kakak sepupuku. Ibu menggendongku dan membawaku keluar pasar. Saat di pintu depan pasar, aku melihat ada seorang pria tua yang sedang berjualan permen. Karena aku suka permen, aku lupakan semuanya dan tidak peduli oleh sandal yang aku iri kan itu. Aku meminta kepada ibu untuk membeli permen coklat favoritku yang di jual oleh pria itu. Dengan hati yang sabar, ibu tersenyum dan mencium keningku bahwa ia akan membelikan permen coklat favoritku. Aku pulang dengan perasaan yang senang sebab ibu telah membelikanku permen coklat yang kusuka.

1 tahun telah berlalu, aku jatuh sakit sehingga aku harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena saluran pencernaanku bermasalah. Ibu panik dengan keadaanku yang jatuh sakit secara tiba-tiba. Ia selalu berdoa dan setia menjagaku demi kesembuhanku agar aku bisa kembali ke pelukannya. Aku pun menangis, ibu memelukku dan menciumku dalam keadaan sedih karena aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Aku selalu ingin mendekati ibu karena dia adalah orang yang paling utama ku cintai sebelum ayah. Ku peluk ibu dan kucium pipinya. Ku lakukan hariku bersama ibuku dengan suasana yang penuh bahagia.

9 tahun telah berlalu, kini aku baru beranjak remaja. Saat itu, aku dimusuhi temanku sebab permasalahan kecil yang terjadi kepadaku. Ibu berusaha membuat tenang hatiku agar selalu kuat dalam menghadapi masalah yang tidak kusukai. Ibu memelukku dan mencium keningku karena ia tidak mau melihat anaknya menangis. Ibu selalu menjadi teman curahan hatiku disaat aku sedang senang dan sedih dan ia selalu memberi jalan keluar dalam permasalahan yang sedang ku hadapi. Ia selalu memantauku soal pergaulan dengan teman yang kudapat. Ia selalu memberi nasehat kepadaku agar selalu berhati-hati dalam pergaulan. Ia sangat senang bahwa aku bisa beradaptasi dengan teman yang selalu setia kepadaku dan selalu mengajarkanku ajaran yang benar.

4 tahun telah berlalu. Kini aku sudah beranjak dewasa ditambah tugas sekolahku banyak sekali, sehingga waktuku bersama ibuku manjadi sedikit. Namun ia selalu mempercayaiku bahwa aku sibuk bersama teman karena tugas sekolah yang menumpuk. Saat itu, aku terbangun pukul 07.30 pagi karena aku seharusnya masuk sekolah pukul 12.00 siang. Tugas sekolahku bertambah banyak, sehingga temanku memberitahuku lewat perpesanan instan di
gadget untuk datang ke rumahnya karena tugas yang sekolah yang bertambah. Aku yang bergegas bangun untuk mandi karena terburu-buru sampai tidak sempat untuk sarapan pagi, ibu heran mengapa aku sangat buru-buru dan tidak menyempatkan diri untuk menyantap sarapan pagi dengan masakannya yang sudah disediakan di meja makan.
"Loh.. kamu kenapa buru-buru Ta' ?" tanya ibuku yang merasa heran.
"Aku harus kerja kelompok sekarang... maaf bu.. aku ga bisa sarapan dirumah hari ini... hanya hari ini saja.. tugas sekolahku bertambah banyak..." jawabku yang sedang terburu-buru.
"Baiklah... kamu sekarang mandi dan akan ibu buatkan teh hangat untukmu dan memberikan vitamin agar tubuhmu tetap fit.." ucapnya dengan senyum yang mulia.
Aku bergegas mandi karena temanku sudah menungguku dirumahnya. Tak disangka. Saat aku sedang mandi, tiba-tiba ibu menurunkan panci kecil untuk memasak mie. Karena aku tidak sarapan, ibu mengeluarkan 1 mie goreng di lemari konsumsi. Ia mulai mencelupkan mie ke dalam air panci yang sudah mendidih. Saat aku selesai mandi, aku sangat heran. Mengapa ibu memasak mie goreng, sedangkan kemarin ibu memasak menu makanan yang lumayan banyak. Aku berkata
"Bu.. mengapa ibu memasak mie ? Kan masakan yang ibu masak kemarin masih ada..." tanyaku.
"Ini untukmu.. bukan untuk ibu... kamu makan mie goreng ini disaat perutmu keroncongan... ibu tahu kamu sedang terburu-buru karena ingin mengerjakan tugas sekolah bersama-sama, namun kau harus mengisi stamina tubuhmu dengan mie ini.. ibu ikhlas membuatkan mie goreng ini untukmu.. bawalah mie ini sebagai bekal.." ucapnya.
Aku hanya mengangguk dan bergegas ke kamar untuk berpakaian. Setelah berpakaian, aku berfikir bahwa ibu sangat pengertian sekali padaku. Ku tahan air mata yang mulai menggenang di bola mataku. Ku keluar membawa tasku dan bekal mie goreng yang ibuku buatkan tadi. Ku cium tangan ibuku sebagai tanda berpamitan karena ingin mengerjakan tugas sekolah bersama teman-teman. Ibu mencium pipiku dan berkata
"Baik-baik disana, setelah bersekolah bergegaslah pulang ke rumah sebab ibu tidak mau kau berkeliaran di luar rumah saat malam hari" ucapnya.
"Iya ibu.. aku berangkat..." ucapku padanya.
Di perjalanan, aku masih mengingat ibuku yang pengertian padaku. Air mataku mulai berlinang sebab betapa sayangnya ibuku padaku. Ia mengurangi waktu istirahatnya dengan membuatkan bekal sarapan untukku. Aku berjanji, aku akan bersyukur terhadap apa yang ibuku perbuat kepadaku disaat aku seperti ini lagi. Aku juga akan menyantap mie goreng spesial buatan ibuku disaat aku sudah kelaparan.
7 hari sudah, ibuku jatuh sakit karena selalu beraktivitas tanpa waktu istirahat yang cukup seperti biasanya. Kuurus dirinya dengan hati yang tulus, seperti dulu ia mengurusku tanpa kenal lelah. Saat itu, tugas sekolahku bersama teman-teman bertambah lagi. Mereka tidak mau menerima mengerjakan tugas sekolah seperti dulu di rumah mereka. Aku yang sedang mengurus ibu, mulai mengeluh karena sudah tidak ada yang mau menerima mengerjakan tugas sekolah di rumahnya lagi. Ibu yang bangun dari tempat tidurnya berkata
"Sudah... lakukan disini saja.. ibu juga senang melihatmu mengerjakan tugas bersama teman-temanmu disini" ajaknya.
"Tetapi, ibu kan sedang sakit.. temanku sangat berisik, sehingga akan mengganggu waktu istirahat ibu nantinya.." ucapku.
"Ibu tidak apa-apa.. ibu hanya flu biasa karena kurang berolahraga. Makanya ibu seperti ini.. Sudahlah.. kau ajak temanmu kesini... ibu mengizinkan mereka kesini..." ajaknya kembali.
"Mmmm... baiklah.." ucapku dengan penuh senyum pada ibu.
Tak lama, ibu tertidur karena bawaan ngantuk dari obat flu yang ia minum tadi. Kuselimuti tubuhnya, aku hanya bisa menangis saat mencium keningnya. Betapa baiknya ibuku... Meski sakit ia tetap mengizinkanku untuk mengerjakan tugas sekolah bersama teman-temanku di rumahku... Betapa banyaknya pengorbanan ibu kepadaku yang tidak bisa terhitung. Aku hanya bisa berdoa, semoga ibu sehat selalu dan semoga ibu selalu ada dipelukanku sampai aku tua nanti... Aku mencintaimu ibu....
Nah.. itu dia cerita gua,,, gua mau ngasih saran buat lo semua, bahwa kasih sayang ibu tuh gak pernah terbalas apapun ke lo... Makanya, "SAYANGILAH IBUMU SEPERTI IBUMU MENYAYANGIMU DULU"... Janganlah sekali-sekali lo sia-sia in pengorbanan kasih sayang ibu lo untuk lo... sebab ibu rela memperjuangkan hidupnya demi keselamatan kita yang bisa lahir di dunia ini... itu aja pesen gua.. sampai jumpa di artikel gua yang selanjutnya.... good byee......